Sekedar Informasi

Senin, 27 April 2009

Bagaimana Menulis Secara Deskriptif?

Bagaimanakah mendeskripsikan sebuah suasana? Bagaimana pula mendeskripsika suatu tempat? dan yang paling penting adalah, bagaimanakah semua itu dapat membuat pembaca masuk ke dalam suasana atau tempat yang dideskripsikan?

Tadi malam, saya menanyakan hal tersebut kepada diri saya sendiri. Bagaimana tidak, saya waktu itu sedang berada di depan komputer saya. Program Text Room yang khusus ditujukan agar para penggunanya bisa fokus pada menulis telah saya jalankan. Beberapa kalimat saya tulis. Tapi kemudian saya bertanya-tanya, "Gimana ya mau mendeskripsikan apa yang ada di kepala saya agar dapat meyakinkan pembaca?". Berulang kali saya menulis dan mengedit, namun, pada akhirnya, setelah dua jam saya baru bisa menuliskan beberapa paragraf saja.

Ya, menulis itu ternyata susah. Namun sepertinya jawaban akan pertanyaan saya sudah ada di depan mata:

1. Latihan secara rutin. Jadikan menulis sebuah kebiasaan
2. Cari pendapat orang lain. Semakin banyak semakin bagus. Mendengar kritik dari satu orang bisa menimbulkan bias.

Yah, itulah solusinya. Atau, ada diantara kalian yang mempunyai solusi lain??

Rabu, 22 April 2009

Alasan Kenapa Fatwa Golput Haram Lebih Dekat Pada Dosa

Isu ini sudah cukup lama muncul, banyak yang pro, banyak juga yang kontra. Saya sendiri sangat menentang fatwa ini. Alasannya adalah sebagai berikut:


1. Pendapat yang sering saya dengar adalah bahwa golput akan menciderai demokrasi. Akan tetapi bila kita memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan bukankah itu lebih menciderai demokrasi? Dalam demokrasi masyarakat mempuyai hak untuk mengutarakan pendapat dengan bebas, tetapi apakah hal tersebut juga berarti bahwa masyarakat juga WAJIB berpendapat? Bagaimana jika masyarakat tidak mempunyai pendapat? Apakah akan keluar fatwa bahwa tidak berpendapat itu haram?


2. Berbicara mengenai demokrasi, demokrasi seperti apakah yang mampu bertahan di dunia ini? Adakah dari kalian yang berfikir bahwa yang dimaksud dengan demokrasi hanyalah demokrasi pro-Amerika? Dan bahwa kita hanya budak dari Amerika? Jadi, kenapa takut menciderai demokrasi apabila demorasi itu sendiri hanyalah sebuah alat untuk memperbudak kita?


3. Jika dalam pemilu saya tidak mempunyai pilihan, maka tidak memilih itu lebih baik dari pada memilih secara sembarangan. Bila saya memilih secara sembarangan, maka saya menentukan nasib/pilihan tidak didasarkan atas ilmu pengetahuan melainkan atas dasar prasangka-prasangka belaka. Bahkan bisa jadi saya menentukannya dengan cara mengundi. Padahal kedua hal tersebut jelas-jelas dilarang dalam Islam. Larangan menentukan nasib dengan undian dan bertindak berdasarkan prasangka tanpa pengetahuan termuat jelas di dalam Al Quran yang merupakan firmal Allah. Sementara itu fatwa golput haram yang syarat dengan muatan politik itu dikeluarkan oleh manusia.


Jadi, mana peraturan yang akan anda turuti? Yang dari Allah? atau dari manusia?

Alasan Kenapa Golput Lebih Baik


Pemilu legislatif telah berakhir. Sementara sebagian orang protes karena tidak dapat menggunakan hal pilihnya, saya justru dengan tidak sengaja memilih untuk tidak menggunakan hak pilih saya. Inilah beberapa alasan kenapa saya melakukan hal tersebut:

1. Tidak ada caleg yang menarik perhatian saya.
Dari sekian banyak caleg yang di usung oleh sekian banyak partai, ternyata tidak satu pun yang dapat menarik perhatian saya. Tak satu pun mampu memperlihatkan kepada saya mengenai apa-apa saja yang akan mereka lakukan di masa depan untuk memperbaiki nasib negeri ini.

2. Caleg yang saya kenal/ketahui justru mereka yang menggunakan money politics.
Ya. Dari sekian caleg yang saya ketahui, dalam artian mareka adalah tetangga desa, temannya orang tua, atau yang lainnya, semuanya melakukan money politics. Money politic yang mereka lakukan memang tidak dengan menyebarkan amplop, akan tetapi dengan memberikan sumbangan secara "jor-joran" kepada RT, mesjid, pedukuhan, organisasi-organisasi massa, dan lainnya. Ini sama saja dengan money politics. Money politics memang sudah biasa terjadi, akan tetapi bukan berarti boleh terjadi dan boleh dimaklumi. Saya sendiri telah menyaksikan dua orang yang berhasil menduduki posisi sebagai Kepala Dukuh tanpa ada money politics sama sekali. Dan sampai saat ini pun saya yakin bahwa nyaleg tanpa money politics adalah sesuatu yang masih sangat mungking. Yang perlu kita lakukan adalah mulai sekarang janganlah memilih orang-orang yang menggunakan money politics sebagai cara mereka memperoleh kekuasaan.

3. Tidak memilih lebih baik dari pada memilih sembarangan
Bila saya tidak mempunyai seseorang untuk dipilih, maka saya lebih baik tidak memilih ketimbang memilih dengan sembarangan. Itu sama saja berjudi.

4. Ini adalah hak pilih, bukan kewajiban pilih
Indonesia bukan Australia. Memilih adalah sebuah hak, bukan kewajiban.

Gimana? Tertarik dengan golput?

Senin, 06 April 2009

Bagaimana Kepercayaan Dapat Berpotensi Membahayakan Kesehatan

... menyambung post saya yang sebelumnya:

Bagaimana Kepercayaan Dapat Menyembuhkan Penyakit

Kasus ini hampir terjadi pada ibu saya. Karena "Hampir" maka pendapat saya ini juga dapat mengarah pada sesuatu yang hanya bersifat prejudice saja. Akan tetapi saya tetap berkeyakinan bahwa kejadian ini merupakan sesuatu yang dapat membahayakan kesehatan.

Ceritanya berawal ketika ibu saya mengeluh sering sakit di badannya. Kemudian salah satu teman ibu menyarankan obat yang sering ia konsumsi ketika badannya sakit. Lagi-lagi, pola bagaimana teman saya sering mengkonsumsi obat tersebut sama persis dengan pola bagaimana ibu saya mengkonsumsi Sinova (baca post saya sebelumnya). Obat yang disarankan oleh teman ibu saya adalah Tetracilin, sebuah obat yang hanya dijual di apotek (obat tak bebas). Ibu pun menerima obat tersebut, akan tetapi sebelum ibu saya meminumnya, saya sudah terlebih dahulu berkoar-koar untuk melarang ibu meminumnya.

Saya tidaklah mempunyai latar belakang di bidang obat-obatan, akan tetapi saya orangnya cukup rasional. Bagi saya hal tersebut sudah cukup, terutama dalam memicu pikiran kritis mengenai kandungan obat dan fungsinya. Hal tersebut cukup penting untuk menghindari kemungkinan salah minum obat.

Obat yang hendak diminum ibu saya tersebut mempunyai akhiran "cilin" dalam kandungan obatnya, yang juga sekaligus nama obatnya. Dari pengamatan saya, setiap obat yang mempunyai akhiran "cilin" merupakan jenis obat dari golongan antibiotik. Misalnya saja penicillin, amoxillin, tetracilin dan lain sebagainya. Tentu saja setiap obat antibiotik berbeda-beda, bisa jadi berbeda sifat, kekuatan, lokasi yang ditangani, dan lain-lain. Akan tetapi satu hal mengenai antibiotik yang saya tahu: tidak boleh diminum secara sembarangan karena dapat menyebabkan imunitas bakteri. Berbekal pemikiran ini saya kemudian melarang ibu saya untuk meminum obat tersebut dan berusaha menjelaskan apa itu sebenarnya tetracilin.

Setelah berberapa waktu, Alhamdulillah ibu saya mau mendengarkan saya dan membatalkan niatnya untuk meminum obat tersebut. Memang sih, ia kemudian berganti ke Voltadex yang sebenarnya merupakan obat penghilang rasa sakit pada syaraf tepi dari golongan sodium (kandungannya adalah Diclorofenat Sodium), dimana obat tersebut sebenarnya juga tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama karena dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Tetapi sekali lagi saya bersyukur karena saya dapat setidaknya mengurangi dan mengontrol konsumsi obat tersebut.

Kasus pada ibu saya tersebut bersumber pada keyakinan. Memang benar bahwa keyakinan dapat menyembuhkan, akan tetapi, menurut saya, apabila keyakinan ini merupakan keyakinan buta, maka bisa jadi hal tersebut dapat membawa petaka bagi orang yang menjalaninya.

Bagaimana Kepercayaan Dapat Menyembuhkan Penyakit

Kepercayaan atau keyakinan boleh dibilang adalah sesuatu hal yang luar biasa. Bahkan sebuah kepercayaan atau keyakinan akan hal-hal tertentu dapat membawa kesembuhan dari suatu penyakit. Namun demikian, kepercayaan juga dapat menyebabkan hal yang sebaliknya.

Ibu saya mempunyai masalah dengan kolesterol. Setiap kali ia ke dokter, ia selalu diberi obat Sinova. Oleh karena itu setiap kali ia merasa bahwa kolesterolnya tinggi, ia selalu meminum obat tersebut. Tentu saja ia dapat sembuh karena Sinova memang obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan tetapi, kepercayaannya kepada obat ini justru pernah berbalik menyerangnya.

Pada suatu ketika persediaan obat Sinova sudah habis. Ibu pun menyuruh saya untuk membeli lagi. Saya pun segera ke apotek. Namun persediaan Sinova di apotek tersebut sudah habis. Sang apoteker pun menawarkan obat lain yang bernama Cholestat. Baik Sinova maupun Cholestat mempunyai kandungan obat yang sama, yaitu simvastatin. Akan tetapi, ketika sampai di rumah, ibu saya ragu dan tidak percaya karena merknya berbeda. Saya pun mencoba menjelaskan bahwa kandungan obat tersebut sama dengan obat yang biasa diminum oleh ibu. Ibu pun meminumnya dengan rasa tidak percaya bahwa obat itu akan menyembuhkanya. Maklum, ibu saya sudah tua, jadi tidak begitu mengerti mengenai kandungan obat atau semacamnya. Yang ibu saya tahu bahwa kalau Sinova adalah obat dari dokter yang selalu berhasil menyembukannya, oleh karena itu obat dengan merk lain tidak akan ia percaya.

Pada keesokan harinya, ibu saya masih mengeluh karena badannya tidak merasa baikan. Padahal biasanya setelah meminum obat ia akan merasa baikan. Bila saya pikir secara rasional, apabila ada dua obat dengan merk yang berbeda, tetapi dengan kandungan yang sama dan dosis yang sama, maka khasiatnya pun akan kurang lebih sama. Akan tetapi khasiat obat tersebut dapat menjadi berlipat atau berkurang, tergantung dari bagaimana keyakinan kita ketika meminumnya.

Contoh di atas masih dapat dimaklumi dan masih dapat ditolerir. Akan tetapi terkadang kepercayaan yang demikian dapat mengarah pada sesuatu yang berpotensi membahayakan kesehatan bahkan jiwa kita. Ikuti post saya selanjutnya ... (Bagaimana Kepercayaan Dapat Berpotensi Membahayakan Kesehatan)

Apakah Penunggu Apotek Harus Seorang Apoteker?

Malam ini saya berkeliling ke beberapa apotek untuk mencari obat untuk kakak saya. Salah satu obatnya adalah Ranitidin. Saya kebetulan orang yang cukup sering dibuat penasaran akan khasiat obat-obatan. Hal ini terutama disebabkan oleh kebiasaan orang tua saya mengkonsumsi obat tak bebas (harus dengan resep dokter) hanya berdasarkan kepercayaan. Namun apa yang terjadi pada malam ini membuat saya bertanya-tanya mengenai perihal lain.

Selama ini saya belum pernah membeli obat Ranitidin. Ini adalah kali pertama saya membeli obat ini. Oleh karena itu saya menjadi tertarik untuk mengetahui kegunaan dari obat itu. Saya pun bertanya kepada penjaga apotek mengenai obat tersebut. Ia menjawab, "Maaf, saya tidak tahu. Apotekernya sedang pulang". Apa yang menjadi jawabannya tersebut membuat saya menjadi bertanya-tanya dalam hati, "Apakah seorang penunggu apotek harus seorang apoteker? Ataukah semua orang boleh menjadi penunggu apotek?". Ini cukup penting, karena ketika saya membeli obat di apotek, saya merasa berhak untuk mendapatkan informasi mengenai obat yang saya beli. Untuk itu orang yang menunggu apotek tentu saja harus mengetahui mengenai obat-obatan dan pengetahuannya itu dikonfirmasi dengan adanya ijazah dari keilmuan yang bersangkotan (Sarjana Apoteker). Lalu apa yang terjadi pada apotek yang baru saja saya kunjungi malam ini? Apakah hanya keteledoran semata ataukah hanya semacam convinience-matter bagi sang pemilik/penunggu apotek karena yang bersangkutan sedang pergi? Entahlah, tapi semoga hal ini bukan sesuatu yang dapat merugikan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holder).

Menulis Novel Dalam Waktu Kurang Dari Satu Bulan

Kemarin saya menulis komentar untuk beberapa film. Dari Komentar-komentar itu lahir pula beberapa ide untuk tulisan. Dan saya terus saja menulis. Hasilnya ternyata saya dapat menulis sekitar 950 kata dalam waktu kurang dari satu jam, mungkin kira-kira 45 menit. Saya tahu itu karena di komputer saya, yang menggunakan sistem operasi Ubuntu Linux, terpasang software Workrave yang saya atur agar memaksa saya untuk mengambil istirahat selama 10 menit setiap jamnya.

Dapat menulis 950 kata dalam waktu kurang dari satu jam merupakan sesuatu yang menarik bagi saya. Ini dikarenakan apabila saya dapat terus mengasah kemampuan menulis saya, maka saya dapat menulis sebuah novel dalam waktu kurang dari satu bulan. Perhitungannya sangat sederhana. Saya pernah mendapatkan softcopy novel teman saya, tentu saja yang masih belum final, yang ketika saya hitung jumlah katanya ada sekitar 39.869 kata. Novel terbitannya tentu saja tidak jauh berbeda dengan versi draftnya. Nah sekarang asumsikan saja saya ingin membuat satu novel dengan 45.000 kata, dan diasumsikan saya dapat menulis 1000 kata dalam satu jam, maka saya hanya butuh 45 jam untuk menyelesaikan novel tersebut. Jika saya bekerja 5 jam perhari maka saya dapat menyelesaikan novel tersebut dalam waktu 8 hari. Hebat bukan?

Akan tetapi hal tersebut tentu saja tidak akan semulus yang dibayangkan. Terutama bagi saya yang masih sangat pemula dalam hal tulis menulis. Hambatan-hambatan yang pastinya akan sering saya temui adalah writer block dan mood yang tidak mendukung. Writer block bisa jadi berupa tidak tahu apa yang akan ditulis selanjutnya. Hal ini memang dapat diatasi dengan membuat semacam outline cerita terlebih dahulu. Namun demikian, terkadang membuat outline itu sendiri juga dapat menyita waktu yang cukup lama. Bahkan dengan outline pun terkadang saya masih menemui hambatan writer block yang berupa kebingungan bagaimana menggambarkan atau menuliskan sebuah adegan, termasuk di dalamnya memilih kata yang tepat. Untuk mood, saya tidak bisa bilang banyak. Terkadang muncul, tetapi seringkali tidak. Namun demikian hal ini juga dapat diatasi dengan melatih diri dengan menulis dengan teratur pada jadwal yang teratur.

Saat ini saya sedang melatih kemampuan menulis saya dengan mencoba menulis dengan teratur. Dalam hal ini saya akan mencoba menulis apapun, seperti yang telah di inspirasikan oleh film Marley and Me. Saya sebenarnya telah tahu mengenai teknik menulis "jotting", atau menulis apa saja, untuk menghilangkan writer block dan mengeluarkan diri dari kungkungan mood, akan tetapi saya baru terpacu ketika saya menonton film Marley and Me.

Film Mama Mia: Non Romantical Musical Film

Mama Mia, sebuah film musikal yang sepertinya merupakan semacam franchaise dari kontes pencari bakat dengan nama serupa. Saya pribadi agak terganggu dengan bintang film yang memerankan peran utama dalam film ini, akan tetapi secara keseluruhan film ini cukup bagus.

Hal yang membuat film ini bagus menurut saya adalah kejadian-kejadian film yang tidak bisa saya tebak. Pada awalnya saya berfikir bahwa film ini bakal ada adegan "hide and seek", akan tetapi ternyata tidak demikian. Banyak sekali adegan yang benar-benar mengejutkan saya dalam film ini, termasuk endingnya. Hal lain tentu saja adalah musik dan lagu-lagunya. Namun demikian saya tidak melihat film ini sebagai film yang romantis sama sekali.

Film Changeling

Film yang dibintangi oleh Angelina Jolie ini berkisah mengenai seorang ibu yang kehilangan anaknya dan menjadi korban kekorupan kepolisian di Los Angelos (LAPD). Film ini sangat menarik karena dapat memberi inspirasi mengenai harapan dan semangat pantang menyerah. Juga dapat memberi gambaran mengenai sebegitu besarnya cinta seorang ibu terhadap anaknya yang dapat membuat seorang ibu dapat melakukan apa saja demi anaknya tercinta.

Film ini berdurasi cukup panjang, sekitar 2 jam 21 menit. Akan tetapi ketika saya menontonnya saya tidak merasa bosan sama sekali. Setiap adegan sepertinya selalu membuat saya terpaku di depan layar untuk mengetahui apakah yang akan terjadi selanjutnya. Dalam pikiran saya selalu terjadi perdebatan: "Apakah film ini akan berakhir bahagia, ataukah sebaliknya?".

Bagaimanakah Sebuah Film Dikatakan Film Yang Bagus?

Bagaimana sih film yang bagus itu? Bagi saya ada beberapa hal yang membuat sebuah film dapat dikategorikan sebagai bagus, wajib ditonton, bahkan wajid dikoleksi. Yang pertama adalah apabila film yang saya tonton tidak membuat saya menebak apa yang akan terjadi selanjutnya atau tidak membuat saya berfikir tentang struktur film itu, maka saya menganggap film itu adalah termasuk film yang sangat bagus. Permasalahannya adalah bahwa saya kebetulan mempunyai sedikit pengetahuan mengenai menulis naskah film dan tau bagian-bagian dari sebuah cerita film. Bahkan menurut sebuah artikel yang saya baca, sekitar 90% film Hollywood dibuat berdasarkan struktur yang cukup baku. Oleh karena itu apabila ada film yang bisa membuat saya melupakan struktur sebuah film maka film itu saya anggap sangat bagus.

Yang kedua, andaikata pun suatu film dapat membuat saya menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, atau membuat saya teringat akan struktur sebuah film, bila apa yang disajikan benar-benar sesuatu yang tidak tertebak, sesuatu yang benar-benar diluar dugaan, maka menurut saya film tersebut adalah film yang bagus. Unsur kejutan adalah sesuatu yang selalu menarik bagi saya.

Diluar dua hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang membuat saya merasa bahwa sebuah film menarik untuk ditonton. Walaupun, tentu saja, hal tersebut belum tentu berarti bahwa film tersebut bagus. Misalkan saja akting yang luar biasa dan sangat natural, bintang film yang main, atau aktris yang cantik. Saya pernah menonton salah satu film Jackie Chan, kalau tidak salah judulnya Rob B, yang menurut saya merupakan salah satu film Jackie yang terburuk. Akan tetapi saya tetap saja menontonnya karena saya kebetulan penggemar Jackie Chan.

Film Marley and Me: Sebuah Inspirasi Untuk Menulis

Saya baru saja menonton film Marley and Me. Film yang berkisah tentang persahabatan manusia dengan anjing dalam lingkup keluarga ini benar-benar film yang sangat bagus, sangat inspiratif, dan cukup menyentuh.

Ada satu hal yang sangat inspiratif bagi saya, yaitu bahwa hidup itu adalah sesuatu yang menarik. Banyak sekali kejadian-kejadian di sekitar kita yang untuk kita sendiri mungkin merupakan sesuatu yang sangat biasa dan tidak terlalu menarik. Akan tetapi bagi orang lain, atau bagi kita sendiri di lain waktu, merupakan sesuatu yang sangat menarik dan dapat menimbulkan senyuman. Itulah salah satu yang ditunjukkan oleh film Marley dan Me ini. Sang aktor utama menjadi seorang kolumnis yang terkenal hanya karena ia menulis mengenai kesehariannya dan keluarganya bersama anjingnya, Marley.

Film ini juga mengingatkan saya bahwa betapa tidak bersyukurnya saya selama ini. Ketika saya melihat gunung Merapi, saya selalu melihatnya sebagai sesuatu yang biasa. Saya selalu melihatnya setiap hari, jadi tidak ada yang spesial mengenai hal tersebut. Akan tetapi bagi orang lain yang tidak tinggal di sekitar gunung Merapi mungkin tidak demikian. Bahkan mereka rela mengeluarkan uang untuk hanya sekedar melihat gunung Merapi atau memotretnya.

Hal-hal kecil ini sebenarnya merupakan hal-hal yang cukup menarik untuk ditulis. Mungkin tidak dalam perspektif membuat uang, akan tetapi sebagai simbol ekspresi diri dan sebagai sebuah cara dalam mengasah kemampuan kita dalam menulis. Bahkan tidak hanya dalam menulis, akan tetapi juga dapat melatih kita untuk melihat hal-hal yang mungkin terlupakan oleh orang lain, bagaimana menyikapinya, bagaimana mengutarakan pemikiran kita tentangnya, dan lain sebagainya.

Semoga saja setelah menonton film ini saya dapat lebih bersemangat untuk menulis dan mengasah otak saya. Amin.

Apakah Orang Sholat Tidak Perlu Tahu Arti Bacaannya?

Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke rumah pakde saya. Dan di sana saya mendapatkan sebuah perkataan yang cukup mengejutkan dan membuat saya berfikir mengenai hal tersebut.

Ketika itu kami sedang berbicara mengenai tata cara sholat. Kemudian pakde saya mengatakan bahwasanya dalam belajar sholat yang penting adalah bacaannya yang benar, dan orang yang sholat tidak perlu tahu arti bacaannya. Hal ini membuat saya sangat terkejut dan berfikir, "Apakah benar kalau kita sholat kita tidak perlu tahu arti bacaannya?". Pertanyaan-pertanyaan lain kemudian muncul:

"Bukankah sholat itu merupakan dialog dengan Allah? Sebuah cara agar kita dapat berkomunikasi dengan Allah?"

"Jika kita tidak tahu apa arti bacaan kita, lalu bagaimana kita tau mengenai apa yang sebenarnya kita lakukan?"

"Apakah ada bedanya antara membaca bacaan dengan tidak membaca bacaan ketika kita tidak tahu arti dari apa yang kita baca?"

dan sebagainya.

Saya pribadi tidak setuju mengenai hal tersebut. Menurut saya ketika sholat kita harus mengetahui apa arti dari apa yang kita baca sehingga kita dapat sholat dengan lebih khusyuk, tidak hanya sekedar sholat kosong yang didasarkan atas hafalan, bukan ilmu.

Kenapa 6 dari 10 Orang Indonesia Kurang Vitamin?

Ada iklan yang menarik yang mempertanyakan mengapa masih banyak orang Indonesia kurang mengkonsumsi buah-buahan. Dalam iklan itu juga disebutkan bahwa untuk mengganti buah-buahan yang mereka tidak sempat makan maka cukup meminum produk minuman yang sedang diiklankan.

Melihat iklan tersebut saya menjadi berfikir dua hal: Penelitian mengenai kurangnya orang Indonesia dalam mengkonsumsi buah-buahan itu dilakukan di mana?, dan, Komposisi pendapatan orang yang disurvey bagaimana?

Hal ini cukup menarik pikiran saya. Apabila survey dilakukan di kota-kota besar dengan komposisi responden kalangan menengah ke atas maka apa yang diutarakan oleh iklan tersebut cukup masuk akal. Akan tetapi bila komposisi pendapatan para responden merupakan orang-orang dari kalangan menengah ke bawah atau malah seluruh lapisan masyarakat, maka apa yang disampaikan oleh iklam tersebut menjadi sangat lucu. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Daya beli masyarakat pun terbilang sangat rendah. Oleh karena itu apabila masyarakat kurang mengkonsumsi buah maka hal tersebut sangatlah wajar karena bagi kebanyakan masyarakat kita buah bukanlah sesuatu yang merupaka kebutuhan pokok. Bahkan bagi sebagian, buah termasuk barang yang mewah.

Secara umum saya memandang iklan tersebut lucu. Hal ini dikarenakan dalam pengamatan saya yang awam ini, buah masih merupakan barang yang mewah (lux) bagi kebanyakan masyarakat kita. Dengan demikian, alternatif mengkonsumsi produk mimuman yang diiklankan tersebut juga merupakan sesuatu yang absurd.

Perspektif Manusia Menciptakan Bulan

Saya pernah membaca suatu artikel yang menyatakan pendapat bahwa bulan mungkin diciptakan oleh manusia. Artikel ini cukup menarik juga. Akan tetapi yang ane cukup menyayangkan adalah komentar beberapa orang terhadap artikel ini.

Beberapa komentar tersebut berisi seputar hal bahwa bulan itu diciptakan oleh Allah, dengan demikian kalau ada manusia yang mengklaim bahwa bulan merupakan ciptaan manusia maka itu adalah sebuah kesombongan yang luar biasa. "Sekalian saja bilang kalau matahari dan alam semesta adalah dibuat oleh manusia", demikian kurang lebih salah satu komentar yang saya baca.

Saya menyayangkan komentar tersebut karena hal tersebut bagi saya menunjukkan betapa kurang terbukanya pikiran mereka dan bahkan ada indikasi kalau mereka yang berkomentar tidak membaca artikel tersebut secara teliti. Kurang terbukanya pikiran seseorang akan menhambat pemahaman terhadap persepsi suatu pendapat yang ia baca atau dengan. Berikut ini akan saya jabarkan pemikiran saya mengenai persepsi artikel tersebut.

Siapakah yang menciptakan motor, mobil, pesawat terbang, atau kapal laut? Manusia atau Allah? Secara duniawi tentu saja manusia, akan tetapi secara esensi penciptanya tentu saja adalah Allah, akan tetapi Allah menciptakannya melalui tangan manusia. Bagaimana dengan terumbu karang? Siapakah yang menciptakan terumbu karang? Secara duniawi yang terumbu karang tercipta oleh proses alami, dengan demikian secara duniawi yang menciptakan terumbu karang adalah alam. Akan tetapi secara esensi tentu saja penciptanya adalah Allah, akan tetapi melalui proses alam. Nah sekarang bagaimana apabila ada sebuah kapal laut yang sudah tua kemudian ditenggelamkan agar beberapa tahun kemudian tercipta terumbu karam buatan dari bangkai kapal tersebut? Siapakah yang menciptakan terumbu karang buatan itu? Jawabannya tentu saja hampir sama dengan yang ada di atas. Secara duniawi terumbu karang tersebut diciptakan oleh proses alam yang dibantu dengan tangan manusia, akan tetapi secara esensi penciptanya tentu saja Allah. Allah menciptakan terumbu karang buatan tersebut melalui tangan manusia dan proses alam.

Dalam artikel mengenai kemungkinan bulan diciptakan manusia sebenarnya juga hampir sama dengan terumbu karang. Dalam artikel tersebut disebutkan beberapa fakta yang mengindikasikan bahwa bulan sebenarnya adalah sebuah pesawat luar angkasa yang pada jaman dahulu digunakan manusia untuk menjelajahi alam semesta ini. Tetapi setelah menetap di Bumi, maka manusia menutuskan untuk menjadikan bulan sebagai alat pemantul cahaya mata hari pada waktu malam hari. Jadi, dalam artikel tersebut yang menciptakan bulan secara DUNIAWI adalah manusia - sebagai mana manusia menciptakan kapal laut yang kemudian ditenggelamkan untuk membentuk terumbu karang buatan - namun secara esensi yang menciptakan bulan tetaplah Allah. Yang menjadi perbedaan dengan pemahamam umum adalah bahwa Allah menciptakan bulan melalui tangan manusia, bukan melalui proses alam.

Catatan:
Dalam artikel tersebut tidak disebutkan mengenai esensi penciptaan bulan yang sebenarnya oleh Allah. Sudut pandang duniawi dan esensi hanya sesuatu yang saya buat untuk mempermudah pemahaman sudut pandang artikel tersebut bagi mereka yang percaya bahwa Allah itu ada.

Open Office Sebagai Desktop Publishing Software

Setelah terbitnya Buletin Warta Tamanan Lestari Makmur yang pertama, saya mulai iseng-iseng bereksperimen menggunakan Open Office untuk melayout edisi kedua buletin tersebut. Ternyata kemampuan Open Office Writer 3.0 cukup lumayan sebagai software DTP.

Dalam OO Writer 3.0 terdapat fitur frame yang dapat dipindah-pindah sebagai mana text frame pada Scribus (atau sotware DTP yang lain). Hal ini membuat layout halaman menjadi cukup fleksibel. Adanya pengaturan kolom yang sangat mudah juga membuat OO Writer 3.0 menjadi pilihan yang cukup menarik untuk digunakan sebagai DTP.

Akan tetapi apabila dilihat dari segi konsistensi saya merasa OO Writer 3.0 belum sebagus Scribus. Misalnya saja dalam penggunaan paragraph style yang terkadang masih tidak konsisten. Apabila saya membuat format paragraph dengan nama ISI-HALAMAN, maka ketika saya meng-apply format tersebut pada sebuah paragraph, ternyata format paragraph yang sebelumnya terkadang masih tersisa, entah itu ukuran font atau bahkan jenis fontnya sendiri. Hal lain yang masih kurang yang saya temukan adalah pemindahan massal. Saya ternyata tidak bisa memilih beberapa frame sekaligus sehingga apabila saya ingin memindahkan atau mengcopy beberapa elemen pada suatu halaman maka saya harus memindah atau mengcopynya satu persatu.

Untuk kualitas hasil cetakan saya masih belum meneliti karena saya kemudian langsung beralih kembali ke Scribus.

Scribus Sebagai Pengganti Corel Draw, Adobe Page Maker, Adobe InDesign, di sistem operasi Linux

Para pengguna Windows mungkin sudah akrab dengan software desktop publishing (DTP) seperti Adobe Page Maker, Adobe InDesign, atau Corel Draw. Nah, bagi para pengguna Linux terdapat satu software DTP yang sangat powerfull yaitu Scribus. Scribus dapat digunakan untuk berbagai keperluan DTP seperti membuat pamflet, brosur, buletin, bahkan majalah profesional.

Buletin Warta Tamanan Lestar Makmur Telah terbit beberapa waktu yang lalu merupakan salah satu contoh hasil kerja saya yang menggunakan Scribus. Beberapa contoh lain adalah brosur Kejar Paket A/B/C yang saya buat beberapa waktu yang lalu.

Ketika pertama kali saya membuka software Scribus, saya pribadi sebenarnya kurang yakin terhadap kemampuan Scribus untuk DTP. Hal ini dikarenakan tampilan Scribus yang sangat sederhana sehingga membuat saya meragukan keampuhannya. Akan tetapi setelah saya mencobanya, ternyata Scribus memang software yang sangat ampuh dibalik kesederhanaannya.

Bagi yang sudah terbiasa Adobe Page Maker atau Adobe InDesign mungkin tidak akan terlalu sulit untuk membiasakan diri dengan Scribus, akan tetapi bagi yang sudah terbiasa dengan Corel Draw mungkin akan agak sedikit kikuk atau bahkan kecewa dengan Scribus. Hal ini dikarenakan Corel Draw merupakan software DTP yang tidak hanya mempunyai fitur-fitur untuk layout, akan tetapi juga disertai juga dengan kemampuan image editing berbasis vector. Atau lebih tepatnya lagi Corel Draw merupakan software image editing berbasis vector dengan kemampuan DTP. Sementara itu Scribus, seperti halnya Adobe Page Maker atau Adobe InDesign, tidak mempunyai dukungan yang khusus terhadap image editing berbasis vector. Apabila Adobe mempunyai Adobe Illustrator sebagai image editing berbasis vektor, maka di Linux terdapat Inkscape sebagai padanannya.

Buletin LKM Tamanan Lestari Makmur Resmi Terbit

Hari Senin tanggal 16 Maret 2009 lalu buletin Warta Tamanan Lestari Makmur resmi terbit untuk pertama kalinya. Peresmian ini ditandai dengan dipotongnya tumpeng oleh fasilitator PNPM PM Kelurahan Tamanan, Didik Haryanto, SE, yang kemudian diserahkan kepada Pimpinan Redaksi, Samidi, dan selanjutnya diserahkan kepada Bambang Yudianto SE. Selain itu, buletin yang terbit sejumlah 500 eksemplar tersebut juga secara simbolis diserahkan oleh koordinator tim LKM Tamanan Lestari Makmur, Endarta, SE, kepada H. Sarjono sebagai kepala bagian pemasaran dan sirkulai untuk kemudian didistribusikan ke seluruh desa Tamanan

Buletin Warta Tamanan Lestari Makmur adalah salah satu sarana dalam menjamin akuntabilitas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Tamanan Lestari Makmur sebagai wujud dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) di desa/kelurahan Tamanan, kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Buletin tersebut juga merupakan salah satu syarat keberadaan LKM Tamanan Lestari Makmur.

Buletin Warta Tamanan Lestari Makmur ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi dan wadah aspirasi bagi warga Tamanan. Selain itu ke depan juga diharapkan agar buletin ini dapat berkembang menjadi media yang lebih besar yang mencakup wilayah distribusi yang lebih luas.

Program KEJAR PAKET A/B/C Di Kelurahan Tamanan Resmi Di Mulai

Semenjak awal Maret 2009, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tamanan bekerjasama dengan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Tamana Lestari Makmur telah secara resmi memulai program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) berupa kelompok belajar (KEJAR) Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA). Dengan adanya program ini diharapkan warga desa Tamanan yang masih ingin melanjutkan sekolah dan mendapatkan ijasah dapat terfasilitasi.

Program Kejar Paket A dan B telah mendapatkan bantuan dari Dinas Pendidikan sehingga peserta dibebaskan dari biaya pendidikan. Sementara itu untuk Kejar Paket C sebenarnya bersifat swadaya dan tidak mendapatkan bantuan dari Dinas Pendidikan, akan tetapi dengan adanya dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dari PNPM MP yang disalurkan melalui LKM Tamanan Lestari Makmur, maka peserta program Kejar Paket C pun dapat dibebaskan dari biaya.

Program Kejar Paket A/B/C ini terbuka bagi seluruh warga Desa Tamanan. Akan tetapi program ini juga tidak menutup kemungkinan adanya peserta dari warga Desa lain.

PKBM Tamanan Resmi Didirikan

Pada bulan Februari yang lalu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat secara resmi telah didirikan. PKBM Tamanan merupakan salah satu upaya dalam menindaklanjuti adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Tamanan.

Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Tamanan Lestari Makmur yang merupakan organisasi hasil bentukan PNPM MP mempunyai beberapa program yang terbagi dalam beberapa bidang, yaitu bidang fisik dan lingkungan, bidang sosial, dan bidang ekonomi. Beberapa program LKM TLM di bidang sosial antara lain menyangkut tentang pendidikan dan pembelajaran masyarakat seperti program pelatihan keterampilan, program keaksaraan fungsional, dan program KEJAR Paket A/B/C. Oleh karena itu salah satu anggota LKM TLM, Solichah, M.Li, berinisiatif menciptakan suatu wadah tersendiri agar program-program LKM di bidang sosial dapat dilaksanakan dengan lebih terorganisir. Oleh karena itulah PKBM Tamanan kemudian terbentuk.

PKBM Tamanan sendiri sebenarnya merupakan sebuah organisasi yang terpisah dan tidak ada kaitannya dengan PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Tamanan. Hubungan antara PKBM Tamanan dan LKM TLM sebenarnya lebih kepada hubungan simbiosis mutualisme. PKBM Tamanan menyediakan wadah kegiatan untuk program-program sosial LKM TLM yang berhubungan dengan pendidikan dan pembelajaran, sedangkan LKM TLM menyediakan bantuan dana untuk hal-hal yang belum tercukupi oleh bantuan dari Dinas Pendidikan.

Dengan berdirinya PKBM Tamanan ini semoga warga masyarakat khususnya warga Desa Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, dapat mempunyai tempat untuk meningkatkan kualtias sumber daya manusia mereka.

Kejebak Macet Karena Kampanye

Musim kampanye telah tiba. Banyak partai mulai berkonvoi untuk unjuk gigi kepada masyarakat. Memang diakui bahwa kampanye dengan konvoi bukanlah sesuatu yang efektif. Oleh karena itu banyak partai atau caleg yang menggunakan cara lain yang dinilai lebih efektif. Ada caleg yang menyelenggarakan sepak bola contreng, mengadakan acara bersih-bersih masal, dan akhir-akhir ini yang sedang marak adalah berbondong-bondong membantu para korban tragedi Situ Gintung.

Kembali ke acara konvoi. Walaupun banyak yang mengakui bahwa cara tersebut bukanlah cara yang efektif, masih banyak juga partai yang melakukannya. Buktinya hampir setiap hari di depan rumah saya selalu lewat konvoi kendaraan bermotor dari berbagaim macam partai. Padahal jalan di depan rumah saya bukanlah termasuk jalan utama.

Acara konvoi semacam ini menurut saya pribadi sangatlah mengganggu dan sangat tidak simpatik. Selain bising para pengendara kendaraan bermotor saat konvoi cenderung tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan seringkali membuat macet. Saya sendiri pernah terjebak macet gara-gara konvoi suatu partai. Padahal hari itu panas sekali. Selain itu saya secara fisik rupanya tidak kuat menerima suara-suara yang terlalu keras yang bersifat tiba-tiba. Sehingga waktu itu badan saya sempat lemes gara-gara kaget.

Hal lain mengenai konvoi adalah bahwa konvoi tidak dapat menarik simpati, setidaknya tidak untuk diri saya pribadi. Konvoi tidak dapat menunjukkan kepada saya kenapa partai tersebut atau caleg yang bersagkutan pantas untuk dipilih. Yang terjadi justru sebaliknya. Saya justru menjadi malas untuk memilih partai atau caleg yang berasal dari partai yang bersangkutan.

Rabu, 01 April 2009

Migrasi Dari Blog Lama

Kayaknya saya akan memutuskan untuk pindah blog dari www.jotterarea.blogspot.com ke blog ini. Blog lama tidak saya hapus. Cuma pengin merefresh konten yang tidak jelas.